SENI TARI DAERAH NUSANTARA
Seni tari adalah gerak
terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau expresi manusia yang
di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga/tubuh, wirama/irama,
wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud.
Banyak sekali pendapat para pakar seni
tari dari dunia salah satunya adalah Corrie hartong dari belanda dalam
bukunya Dankunst: “Tari adalah keteraturan bentuk gerak tubuh yang
ritmis di dalamsuatu ruang”.
Dari pendapat para pakar seni tari dapat
di simpulkan bahwa subtansi atau bahan baku tari adalah gerak yang
terangkai sehingga membuat ritme dan waktu di dalam ruang. Dapat di
artikan bahwa seni tari adalah “ pengungkapan gerak yang digayakan dan berkesinambungan yang di dalamnya terdapat unsur keindahan ".
Seni tari mempunyai 4 unsur keindahan yaitu wiraga, wirama, wirasa dan wirupa
Tari daerah nusantara
adalah tari-tarian yang tumbuh dan terus berkembang sesuai kelompok
masyarakat pendukungnya. Tari daerah ini memiliki keunikan gerak, bentuk
penyajian, iram musik pengiring, rias dan busana. Keunikan ini di
sesuaikan dengan fungsi tari tersebut .
Tari tradisioanal kerakyatan tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan masyarakat umum atau rakyat. Biasanya
digunakan sebagai tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa
syukur. Cirinya adalah bentuk gerak, irama, expresi dan rias busana yang
sederhana serta sering disajikan secara berpasang-pasangan/kolektif
(kelompok). Contohnya:
Tari jaran kepang/kuda lumping – Jawa
Tari jaipongan – Jabar
Tari banyumasan,janger – Bali
Tari payung, lilin – Sumatra barat
Tari saman – Aceh
Tari tayuban – Jawa tengah
Tari tradisioanal klasik dikembangkan oleh
kaum bangsawan di istana. Bentuk gerak tarinya baku atau tidak bisa
dirubah. Pengembangnya lebih sulit karena bisa dilakukan dalam kelompok
bangsawan tersebut. Fungsi tari klasik biasanya sebagai sarana upacara
kerajaan dan adat. Bentuk gerak, irama, penghayatan, rias dan busana
terkesan lebih estetis dan mewah. Contoh:
Tari topeng klana – Jawa barat
Tari bedhaya, srimpi, sawung – Jawa tengah
Tari beskalan, ngremo – Jawa timur
Tari rejang – Bali
Tari syang hyang – Bali
Tari pakarena – Sulawesi selatan
Tari kreasi adalah bentuk
gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional
kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah
atau berbagai daerah di indonesia. Bentuk tari yang lebih baru lagi
misalnya tari pantomim, operet, dan kontemporer. Contoh:
Tari oleg, tambulingin, tenun, wiranata, panji, semirang – Bali
Tari kijang, angsa, kupu-kupu, merak – Jawa
Tari pattenung tari pandedang, bosara, lebonna – Sulawesi selatan
Tari tunggal merupakan bentuk tarian yang
ditarikan secara individu/sendiri, baik laki-laki ataupun perempuan.
Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghafal gerak dan formasi
dari awal sampai akhir pementasan tarian. Contoh:
Tari panji semirang – Bali
Tari golek – Jawa tengah
Tari topeng – Jawa barat.
Tari berpasangan atau berpasang-pasangan, penari harus memperhatikan keselarasan gerak dengan pasangannya. Contoh:
Tari oleg tambulilingan –Bali
Tari gale-gale – Irian jaya
Tari payung – Melayu
Tari piso surit – Batak karo
Tari cokek – Jakarta
Tari kelompok adalah bentuk tarian yang di
tarikan oleh tiga orang atu lebih. Tari jenis ini memperlukan kerja
sama yang lebih baik lagi. Contoh:
Tari bedhaya semang – 6 orang , Surakarta, Jawa tengah
Teri bedaya ketawang – 6 orang , Yogyakarta
Tari lawung – 4 orang, Jawa tengah
Tari serimpi – 4 orang, Jawa tengah
Tari kecak – Bali
Peran tari bagi masyarakat
di antaranya sebagai pempersatu. Lewat tari warga berinteraksi, bergaul
dan berkomunikasi. Menciptakan hubungan yang lebih baik.tari juga dapat
menjadi simbol sebuah daerah di nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar